Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Topic on 2057 km

Gambar
Foto antara peserta kader dengan SC favorit nya sewaktu awal diperbolehkan masuk sekre hima (waktu itu untuk membuktikan ketidakmiripan kami kepada khalayak wkwk), diambil oleh seorang IC favorit. I miss you mbak Dhea dan mbak Okta:') Hari ini dapat lagi energi positif dari satu mbak favorit jaman kaderisasi, mbak Dhea. Dulu pas maba banyak mas mbak yang bilang aku mirip sama mbak Dhea waktu dikader. Dulu juga waktu dikader sering banget curhat curhatan sama mbaknya, mulai dari bahas angkatan (karena dia SC radiasi ku) sampai soal pribadi. Akhirnya semua harus makin longgar karena kita dipisahkan laut 1.3527 km Balikpapan - Surabaya dan susah banget mau jaga komunikasi via chat.  Sekarang masih terpisah, justru lebih jauh 2.057 km Bontang - Bandung. Akhirnya kita sempetin untuk mengupdate kehidupan masing-masing dan kehidupan orang-orang di sekitar kita. Lagi-lagi soal kehidupan pasca kampus. Aku dengan CPNS ku dan mbak Dhea dengan persiapan mengambil master management ny

One Fine Afternoon with Rahmah

Gambar
Jum'at, 11 Januari 2019. One fine afternoon at Mangrove BSD. Waktu SMA, lebih tepatnya kelas 11 dan 12. Aku punya temen deket yang bareng bareng terus dua tahun karena waktu itu udah masuk IPA dan kelasnya udah nggak berubah lagi sampe lulus. Kita berlima dan nggak ada yang bareng bahkan satu kota pun waktu kuliah. Sore itu aku akhirnya ketemu Rahmah setelah sekian lama di Bontang dan sekian wacananya. Rahmah baru aja wisuda desember kemarin, sarjana psikolog, alumni Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dia yang dulu nemenin aku jalan jalan di Solo, udah empat tahun yang lalu. Tiga orang lainnya masih berusaha selesai dengan kehidupan studinya. Latifah di Jogja yang sedang berjuang untuk sidang pabrik teknik kimianya, Ncep di Malang yang sedang asik dengan pendidikan profesi ahli gizinya, dan Ruri di Samarinda yang sedang bertahan dengan skripsi statistiknya. Semangat ya yang terkasih, semoga selalu baik baik saja! Ketemu sama Rahmah terakhir juga di lebaran tahun lal

Dec's Recording

Gambar
Setiap media sosial yang aku pake, aku pasti suka banget buka bukain profilku sendiri terus ngelihat apa yang aku tulis kemarin kemarin. Dan sering. Hahaha ngga tau deh ada orang lain yang kayak gini juga atau ngga. Ngga tau kenapa juga, tapi suka aja. Kemarin, aku melakukan hal yang sama di twitterku. Aku buka buka lagi apa aja yang udah aku tulis di tahun lalu. And my twitter records everything. December is most special one, so I decided to make some snapshots and put it here. For another unimportant post again, forgive me guys hehe.. You're happy, but you already know something's going hard next. Waiting as damn as I promise to myself Labil kayak anak baru puber UwU Iya serius waktu itu mikir bakal sedih banget, tapi kok ngga juga jadi heran ndiri Oke. Something has happened Day +++ with its creepiness. Norak He is super suprising Waiting new year together by the distance Sayonara! I hope his mind will not go up to re

A Month Life and A Mom's Life

Hola chicos! Minggu depan aku udah tepat sebulan di Bontang. Aktivitas monoton dan nggak banyak, sampe kadang males banget kalo ditanya Jaka lagi ngapain soalnya dia pasti udah tau aku lagi baring-baring di kamar main hp atau laptopan nonton youtube. Oya, aku nggak ada ngikutin drama korea semenjak di Bontang. Drama yang terakhir aku ikutin waktu di Balikpapan aja baru didownloadin episodenya tapi ngga pernah disentuh. Niat mau nonton Hwarang baru episode 5 sampe sekarang ngga dilanjutin sampe udah lupa terakhir apa ceritanya. Ada sih kerjaan buat nyiapin berkas CPNS tapi ya gitu gitu aja. Kayak sibuk, padahal ngapain sih? Aku ceritain lengkap ya. Ini kegiatan sehari-hari yang nggak bakal berubah kecuali weekend. Kalo udah weekend bakalan jadi lebih gabut soalnya Mama libur kerja. Jadi kalo weekdays bangun subuh jam 4, solat subuh dan semua ritualnya terus ngecek hp bentaran dan tidur lagi sampe jam 6. Jam 7 nganter Syifa sekolah, kadang abis nganter aku ngambil jalan terjauh

Being xxxx in 2018 and 2019's Wishes

Gambar
Menjadi 21 tahun dalam 2018 adalah keadaan yang tepat. Karena aku tidak terlalu muda untuk memahami soal kehidupan tapi juga tidak terlalu tua untuk bersenang-senang. Menjadi Sarjana Sains dalam 2018 adalah keadaan yang tepat. Karena aku masih bisa mempersembahkan langsung pencapaian ini kepada orang tua dalam keadaan mereka masih sehat. Kehidupan mengejar sarjana sains sudah dimulai sejak awal 2018. Aku ingat betul bagaimana menyambut pergantian tahun dengan paper penelitian di depan mataku. Alhamdulillah aku bisa menyelesaikannya lebih cepat tiga bulan sebelum 2018 meninggalkanku. Menjadi pekerja dalam 2018 adalah keadaan yang tepat. Karena aku tidak terlalu lama membuat orang tuaku sabar kapan ini anaknya kapok sama pilihannya . Kuselesaikan tiga bulan percobaanku sebagai pekerja disana dan memantapkan hati serta menurunkan ego untuk pulang. Menjadi orang Balikpapan dalam 2018 adalah keadaan yang tepat. Karena kota ini memanjakan aku sebegitunya. Ketenangan dan kedama

Someone (not truly) Special

Gambar
Ditulis dengan sedikit rasa geli . Tulisan ini dibuat persis seperti ketergantungantungan hidupku dengan Polysilane , harus selalu dibawa kemana-mana supaya kalau tiba-tiba kumat aku sudah sedia. Tulisan ini dibuat benar-benar untuk dibaca berulang kali, saat mungkin aku lagi kesal, saat mungkin aku lagi kecewa, atau mungkin terjadi sesuatu yang aku tidak inginkan. Supaya aku tidak lupa, dia tetap orang baik.  *** “Kamu bilangnya sayang, tapi nggak pernah bilang sayang” Aku baru tau kalau ternyata mengucapkan sayang sesulit itu. Ada harapan yang lebih dalam tersimpan setelah kata itu tersampaikan. Bukannya tidak sayang, tapi biarlah masih sebagian dari diriku yang mengakuinya. Dia sudah beberapa kali aku tuliskan. Dia sudah beberapa kali aku keluhkan. Berhenti, kembali lagi, berhenti, kembali lagi. Belum pernah rasanya aku menjadi orang selabil itu. Tapi dari dia aku belajar tentang ekspektasi dengan raga lain. Terima kasih, karena pada saat waktunya tiba aku suda

Balikpapan

Kota ini sama seperti kota-kota lainnya yang pernah aku kunjungi. Jauh lebih ramai, maju, dan menarik dari pada Bontang. Sebelumnya aku merasa tidak ada yang spesial dari kota ini. Aku hanya berfikir mungkin ini adalah salah satu kota yang pernah aku datangi saja, dan kemudian aku akan berpindah ke kota-kota selanjutnya. Dari awal aku memang tidak punya rencana untuk kembali ke Bontang. Dan aku juga tidak pernah berencana untuk bertahan di Balikpapan. Balikpapan itu lengkap, setidaknya dari pada Bontang. Tapi juga tidak seramai Samarinda atau Surabaya, dimana aku juga pernah menetap disana. Di Balikpapan aku tetap berasa seperti di Bontang. Dulu ketika aku baru sampai di Balikpapan, aku merasa kota ini adalah Bontang dengan versi yang lebih maju. Beberapa bagian membuat aku merasa seperti di Bontang, apalagi di daerah Jalan Minyak. Apa ini alasanku untuk bertahan di Balikpapan? Sudah tiga tahun aku menetap di Balikpapan, apa karena sudah menghabiskan waktu yang lama jadi engg