Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Doktrin Mentalitas Mahasiswa (Indonesia) feat. Pejuang UAS

On going: Evaluasi Akhir Semester. Dan saya yang masih setengah sadar dengan ungkapan, "IP itu bukan penentu segala-galanya" . Akhir-akhir ini beberapa kali terjebak dengan kata-kata "mentalitas". Apalagi direlevansikan dengan kaum mahasiswa. Jadilah mentalitas mahasiswa. Berat. Feat. Pejuang UAS. Dari begitu luasnya perspektif tentang mentalitas kami - mahasiswa - sebuah bagian sederhana berdampak besar. Apa kabar mentalitas mahasiswa saat menjalani satu bagian dari perjalanan, alias Ujian Akhir Semester? Kejujuran itu mahal. Iya, untuk lingkungan yang unsupportable dan kita yang masih punya relativitas prinsip. Prinsip tentang bagaimana mendapat ip yang baik, bagaimana agar tidak ada mata kuliah yang mengulang, bagaimana agar saya tidak tertinggal dengan teman-teman, atau bahkan sampai bagaimana agar orang lain tidak menilai saya sebagai seorang yang punya kemampuan akademik yang tidak seberapa. Terlepas dari bagaimana mempertanggung jawabkan apa y

why people must think how others think?

Menulis sebenarnya bukan masuk di list-to-do ketika saya sudah sadar semester 5 dengan 23 sks, asisten laboratorium, dan asisten dosen saja sudah make me feel like in sprint arena, lari jarak pendek. Masi jarak pendek kok, makanya masih sangat haram untuk dikeluhkan. Ketika punya jeda waktu libur bentar, Alhamdulillah bisa balik bentar walaupun gatau kenapa I am totally pemikir atau gimana sama tugas kuliah di next week yang udah meraung-raung di otak minta secepetnya digarap, kan nyebelin ya kepikiran terus:( Tetep aja meskipun udah di rumah jam 9 malam buka catatan Medan Elektromagnetik dan sedikit review Fisika Matematika I, pas ade-ade udah pada tidur. Sudah gamau masuk dalam generasi wacana aja, planning sana planning sini yang kegarap cuma ampas tahu kayak liburan ramadhan kemarin katanya sih mau buka buku Toefl Preparation minimal ngerjain yang reading, gataunya keasikan movie marathon . Ironi. Dari dulu, dulu banget pengen bisa ngeblog tiap minggu.

Rencana Allah tetap yang terbaik

When You've fighting for it all your life. You've been working every day and night. That's how a superhero learns to fly. Every day, every hour. Turn the pain into power. "Superheroes by The Script" Ini ditulis karena saya sedang merindu. Merindu Surabaya. Merindu ITS. Merindu Fisika ITS. Merindu kamu, Sahabatku. Supaya saya bisa menahan rindu, saya menulisnya. Menghibur diri dan mengembalikan kepercayaan diri, "everything will be okay Pew, you should do the best and get the best in here". Semoga suatu saat Allah dapat mempertemukan kita kembali dengan keadaan tersenyum bangga melihat kesuksesan satu sama lain.  Kamu tau? Dulu saat saya di ITS saya merasa semuanya begitu sempurna. Saya berada di sekitar orang-orang yang luar biasa, semua mimpi dan target sudah disusun untuk setiap tahun perkuliahan, dan orang-orang yang sudah memastikan saya akan dapat posisi ini posisi itu disana. Iya disana, di ITS, di Fisika ITS. Tapi iya, saya keler

"terima kasih pak telah membuat semangat saya naik kembali"

Gambar
Selamat datang Evaluasi Akhir Semester a.k.a. EAS!! Akhirnya diri ini sampai di penghujung status mahasiswa tahun kedua. I almost finishes half of my study! Sedikit cerita... Jadi hari ini habis dihantam dengan tiga ujian (kuis Fisika Matematika 2, EAS Geologi Dasar, dan TOEFL Preparation). Dan telak saya benar-benar sangat merasa dihantam hari ini. Meskipun EAS Geologi Dasar sudah cukup meringankan dengan sifatnya yang open-everything-you-have . Tapi bukan, bukan itu yang menampar. Tapi kuis Fisika Matematika 2. Saya tidak melakukan kewajiban saya seharusnya ketika akan kuis, belajar. Saya tidur. Tanpa berdosa. Sampai pagi. Sebenarnya bukan itu intinya. Saya hanya menjelaskan bahwa saya sampai saat ini masih "labil". Begitu sulitnya menjaga keistiqomahan sampai saat ini. Saya tidak membayar waktu yang saya gunakan untuk hal lain padahal belajar sudah saya tetapkan sendiri untuk mendapatkan hak dalam 24 jam saya. Mendzalimi waktu, luar biasa Pew. Namun saya mas

Untuk Kemandirian, Indonesia Perlu Mengeksploitasi Kemampuan Pemudanya.

Negara dibuat untuk menaungi sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Seluas apapun suatu negara, kesejahteraan bagi rakyatnya merupakan hal utama yang selalu ingin dicapai. Di dunia hanya terdapat dua penggolongan suatu negara, yaitu negara maju dan negara berkembang. Kemajuan suatu negara dapat dinilai dari sejahtera atau tidaknya kehidupan rakyatnya. Suatu negara yang telah menyediakan fasilitas pendidikan secara cuma-cuma, asuransi kesehatan, bahkan sampai asuransi kendaraan umum dipastikan negara tersebut telah termasuk dalam golongan negara maju. Sedangkan negara berkembang dapat diartikan sebagai kondisi dimana tidak meratanya kesejahteraan rakyat di negara tersebut. Kaum kaya akan semakin kaya, dan kaum miskin entah bagaimana kabarnya. Jika bercermin dari pernyataan diatas, sudah pasti kita sebagai rakyat Indonesia menyadari bahwa permasalahan negara berkembang seperti itu sedang dialami oleh negara kita. Indonesia sampai saat ini masih tergolong sebagai ne

Kawah Candradimuka

“Beri aku 10.000 orang tua, maka akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia”. 21 Rabbiul Awal 1437 Hijriah alias 1 Januari 2016 Masehi. Apakah sudah berasa euforia menyambut tahun baru masehi ini? Silahkan berdoa, untuk kebaikan diri sendiri dan orang disekitar kita. Dan, jika kalian sedang berdoa saya menitip sebuah doa boleh? Semoga Indonesia tetap melangkah ke arah yang lebih baik. Siapa yang khawatir dengan kondisi negara kita saat ini? Besok kita mungkin sudah melihat bule-bule hilir mudik di kota tempat tinggal kita lebih banyak dari biasanya. Akan bermunculan trend-trend ekonomi yang belum pernah kita ketahui sebelumnya. Selamat datang di ASEAN Economic Community atau Masyarakat Ekonomi ASEAN. Sudah pernah mendengar? Jika belum, silahkan segera googling sebelum akhirnya kamu bingung dengan kondisi Indonesia 2016 mendatang. Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan inovasi sistem ekonomi terbaru yang akan diterapkan di sepuluh negara d

Aplikasi Penerapan Hukum Joule dalam Kalorimeter (Tugas Akhir Praktikum Fisika Dasar II)

Gambar
L1 PRIMARY REPORT KALORIMETER SEBAGAI ALAT PENGUKUR PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK (L1) SETIYONO DIAN ROSYIDA FADILLAH ZANETA RERTNO WULANSARI OKINAWA RIKENATA TRI WAHONO MUHAMMAD FAHMI RIZQI AHMAD FAUZAN RAHMAN RAFSANJANI JAKARIA AS P AN LATIFAH PUTRI WIDYA PANGESTIKA ASSISTANT OF LABORATORIUM ZUMROTUS SAADA ABAZ S1 STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF PHYSICS FACULTY OF MATHEMATICS AND SCIENCE SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY SURABAYA 2015 Abstract: An experiment about   the use of a calorimeter to determine the heat generated by electric current, proves the existence of heat transfer inside the calorimeter, and determines the price of one Joule has been conducted. The principle of this experiment is Joule’s Law. The equipment used to perform this experiment are a set of calorimeter, one ammeters and voltmeters, one shear resistance, a thermometer, a 12 V voltage source, a stopwatch, a