Untuk Kemandirian, Indonesia Perlu Mengeksploitasi Kemampuan Pemudanya.



Negara dibuat untuk menaungi sekumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Seluas apapun suatu negara, kesejahteraan bagi rakyatnya merupakan hal utama yang selalu ingin dicapai. Di dunia hanya terdapat dua penggolongan suatu negara, yaitu negara maju dan negara berkembang. Kemajuan suatu negara dapat dinilai dari sejahtera atau tidaknya kehidupan rakyatnya. Suatu negara yang telah menyediakan fasilitas pendidikan secara cuma-cuma, asuransi kesehatan, bahkan sampai asuransi kendaraan umum dipastikan negara tersebut telah termasuk dalam golongan negara maju. Sedangkan negara berkembang dapat diartikan sebagai kondisi dimana tidak meratanya kesejahteraan rakyat di negara tersebut. Kaum kaya akan semakin kaya, dan kaum miskin entah bagaimana kabarnya.
Jika bercermin dari pernyataan diatas, sudah pasti kita sebagai rakyat Indonesia menyadari bahwa permasalahan negara berkembang seperti itu sedang dialami oleh negara kita. Indonesia sampai saat ini masih tergolong sebagai negara berkembang, dimana terjadi ketidakmerataan kesejahteraan dan adanya penggolongan masyarakat berdasarkan tingkat ekonominya. Apakah yang menyebabkan Indonesia masih dalam zona negara berkembang? Indonesia bukanlah negara yang miskin, 95% tanah Indonesia bukan tanah yang tandus sehingga bisa dimanfaatkan untuk pertanian, perkebunan, dan pembangunan industri. Belum lagi berbagai macam mineral yang terkandung di dalamnya. Bukan hal yang tidak mungkin jika Indonesia mampu menjadi eksportir utama hasil pertanian, perkebunan, dan pertambangan.
Lalu, apakah yang menyebabkan Indonesia bahkan sampai harus mengekspor bahan pangan utama dalam jumlah yang sangat banyak? Apakah Indonesia merupakan negara yang luas wilahnya sedikit sehingga tidak cukup untuk digunakan sebagai area pertanian dan perkebunan? Jelas tidak. Lalu bagaimana dengan alat elektronik yang biasa digunakan di rumah-rumah? Sudah menemukan alat elektronik yang bertuliskan “dibuat di Indonesia”? Inilah yang disebut Indonesia bukan sepenuhnya negara yang mandiri. Indonesia sudah banyak menjalin kerja sama dengan perusahaan asing, dan perusahaan asing banyak yang sudah menanamkan saham di Indonesia. Itu berarti dari pemasukan devisa negara saja, sudah cukup besar. Belum lagi ketika bahan-bahan hasil tambang di ekspor ke negara-negara maju di Amerika dan Eropa. Kemanakah uang Indonesia?
Indonesia memang memiliki hasil-hasil alam yang luar biasa melimpah. Namun, hal yang sangat disayangkan adalah Indonesia belum mampu mengolah sendiri hasil-hasil alam dari tanah sendiri. Indonesia merupakan eksportir terbesar untuk batu bara, gas alam, minyak bumi, dan hasil tambang lain yang berharga tinggi. Namun, Indonesia juga importir terbesar dari smartphone, televisi, kendaraan bermotor, bahan pangan, dan bahan siap pakai lainnya. Survey mencatat bahwa impor produk dari Cina selama 2010 mencapai 18.5 persen dari total impor atau naik 33 persen dibandingkan tahun sebelumnya (Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan 2015). Adanya unsur dumping juga menyebabkan harga barang dari Cina yang dijual di Indonesia lebih murah mengakibatkan penjualan produk China rata-rata mengalami kenaikan 20.1 persen. Hal ini jelas akan menyebabkan daya saing industri nasional melemah. Belum lagi dengan nilai rupiah yang semakin jauh terhadap dollar. Inilah yang dimaksutkan Indonesia belum menjadi negara mandiri yang sesungguhnya. Siapa yang akhirnya akan rugi?
Lantas, apa yang perlu dilakukan oleh Indonesia agar siklus perekonomian yang seperti ini tidak akan berlangsung terus menerus? Indonesia hanya mampu memegang harapan kepada para penerus-penerus bangsa lima sampai sepuluh tahun yang akan datang. Dalam kurun waktu satu tahun, tingkat pengangguran di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 300 ribu jiwa. Bahkan, dalam Februari 2015 saja sudah mengalami peningkatan dibandingkan dengan Agustus 2014, sebanyak 210 ribu jiwa. Sementara, jika dibandingkan dengan Februari tahun lalu bertambah 300 ribu jiwa (Badan Pusat Statistik, 2015). Pemuda-pemuda Indonesia saat ini bukan kah sudah memiliki kemampuan yang luar biasa? Sudah banyak prestasi-prestasi yang mampu ditorehkan oleh pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai macam aspek, mulai dari riset dan teknologi, ekonomi, sains yang semuanya teraplikasi dan bermanfaat untuk kehidupan Indonesia. Indonesia sudah mempunyai banyak cadangan pemuda-pemuda cerdas yang siap menanggalkan status negara berkembang Indonesia menjadi negara maju.
Namun, pada kenyataannya mengapa Indonesia tetap terlihat seperti jalan di tempat bahkan dari lima belas tahun yang lalu? Indonesia perlu menindaklanjuti setiap penemuan yang mampu dihasilkan oleh pemuda-pemuda Indonesia, memberikan riset seluas-luasnya dan mengapresiasi serta menindaklanjuti setiap inovasi yang mampu dihasilkan oleh pemuda Indonesia. Sudah banyak berita-berita mengabarkan bahwa perusahaan-perusaahan besar dunia ternyata di dalamnya terselip warga negara Indonesia yang memegang peranan cukup penting disana. Mereka mampu melakukannya disana, mengapa tidak dilakukan di Indonesia?
Mengingat cerita dari presiden ketiga Indonesia Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng yang mengirimkan surat permintaan riset kepada Indonesia namun berkali-kali ditolak sehingga pada akhirnya riset tersebut dilakukan, dikembangkan, dan dipatenkan bukan oleh Indonesia. Hal yang selalu diremehkan oleh Indonesia sampai saat ini menjadi salah satu factor Indonesia sulit menanggalkan statusnya sebagai negara berkembang. Tidak mengeksploitasi kemampuan pemuda-pemuda hebatnya semaksimal mungkin.
Sudah saatnya Indonesia membuat perubahan besar, dari hal yang terkesan kecil seperti ini. Indonesia sudah terlalu lama mengeram dalam problematika ketidak mampuannya untuk menjadi mandiri. Saatnya Indonesia mampu menentukan arah pergerakan negaranya sendiri. Dan saatnya ruang gerak pemuda-pemuda Indonesia diberikan seluas mungkin. Semuanya ada di tangan kita, pemuda saat ini. Nasib Indonesia besok, besok lusa, dan di masa yang akan datang.
Hidup pemuda Indonesia
Hidup rakyat Indonesia
Dibuat oleh salah satu pemuda Indonesia.

Komentar

Popular Posts

Asisten Praktikum : Bertransformasi

Indonesia sudah Menyediakan Kebebasan Berpendapat, Budaya Diskusi itu Penting!

Aplikasi Penerapan Hukum Joule dalam Kalorimeter (Tugas Akhir Praktikum Fisika Dasar II)