Insecurity is My Middle Name oleh Alvi Syahrin #BukuPewe
Gambar diambil dari Goodreads |
Bulan Februari aku menyelesaikan buku yang ditulis oleh Alvi Syahrin yang berjudul Insecurity is My Middle Name. Buku ini bertema Self Growth, tentu saja sesuai judulnya setiap bab akan membahas tentang insecurity dari beberapa aspek yang paling banyak dialami oleh kita semua. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman personal yang dialami oleh penulis, oleh karena itu penggambarannya cukup jelas dan tepat sesuai dengan yang kita pernah rasakan. Penulisan di dalam buku ini seperti mengajak pembaca untuk ngobrol dari hati ke hati, seperti misalnya kita sedang curhat ke seseorang yang menurut kita akan memberikan nasehat yang cocok dengan penerimaan diri kita.
Buku ini terbagi menjadi 5 (lima) bab utama sesuai dengan aspek-aspek yang biasanya menjadi pemicu insecurity kita, yaitu fisik, masa depan, perbandingan pencapaian dengan orang lain, kemampuan diri sendiri,dan yang terakhir adalah bagaimana berdamai dengan insecurity. Buku ini tidak menjelaskan kepada kita bagaimana menghapus perasaan insecur. Tapi mengajak kita untuk memvalidasi dan merasakan perasaan insecure yang mungkin sedang kita rasakan, kemudian mengelola perasaan insecurity itu dengan tindakan positif sehingga kita dapat berdamai dengan perasaan tersebut.
Berikut 3 (tiga) insights terbaik yang aku mark up dalam buku ini.
Berani untuk membuat mimpi yang besar. Mungkin saat ini atau nanti kita mempunyai mimpi besar yang mungkin terasa tidak mungkin dicapai, maka pertahankan dan catat. Setelah itu, buat roadmap yang isinya adalah mimpi-mimpi kecil untuk mencapai mimpi besar tersebut. Siapkan waktu untuk mencapai mimpi-mimpi kecil tersebut. Buku juga tetap mengingatkan kita dengan realita-realita tidak enak yang akan terjadi nanti. Akan ada hari dimana kita merasa berhasil, dan akan ada hari dimana kita merasa gagal. Tentu saja ini akan terjadi jika memang kita mencoba stay in the route for a long time. Hal tersebut suatu saat akan terasa seperti rutinitas yang melelahkan tanpa tau kapan berhasil. Tapi buku ini juga menegaskan bahwa tidak melakukan apa-apa akan terasa stressful but in a different way aja. So, just do it, it will be something good for our future. Harus sabar karena dampaknya baru akan terasa dalam jangka panjang.
Belajar melihat pencapaian bukan dari hasil akhir, tapi dari prosesnya. Ketika sesuatu yang sedang kita usahakan ternyata belum mencapai akhir yang sesuai dengan ekspektasi kita, maka lihat kembali catatan kita selama berproses. Buku ini memberikan contoh, yaitu insecure karena belum mendapatkan pekerjaan yang lebih stabil. Kita mungkin telah berproses; mengupdate skill, belajar membuat cv yang baik, setiap hari memasukkan lowongan di berbagai perusahaan. Namun, belum ada pekerjaan yang menerima kita sesuai dengan harapan. Maka lihat kembali proses kita, mungkin saat ini kita sudah lebih gigih, kita lebih paham keilmuan yang kita miliki, kita semakin paham bagaimana membuat lamaran kerja yang lebih baik. Buku ini mendefinisikan hal itu adalah pencapaian. Maka apresiasi pencapaian tersebut, dan lanjutkan roadmap kita menuju mimpi yang sudah kita susun di awal.
It takes forever to feel comfortable with who you really are. Buku ini tidak menjanjikan kita untuk bisa mencapai sepenuhnya tidak merasakan insecure dalam diri kita. Tidak mungkin setiap hari kita akan merasa mindful dan percaya diri dalam keadaan stabil. Insecurity suatu saat akan menyelinap kembali. Maka terimalah dan rasakan perasaan itu. Masing-masing dari kita harus menemukan obat kita masing-masing. Jadi misalnya suatu saat kita sedang mengalami insecurity itu, kita sudah paham apa yang akan menyembuhkannya. And it will happen again again and again, just remember it's a normal process for human being. It's okay, as long as you know how to stay on your roadmap, you just need some rest and will be back tomorrow.
This book can be your reminder, when you need a guidance to come back on your road map. But for me, I need kind of book with data in there to support the argument. It will strengthen my logical thinking. Ya I'm that kind of person.
***
Dibeli di Gramedia.
Alasan Pewe membaca buku ini : mencoba mencari jalan keluar untuk dapat memiliki pola berpikir yang lebih sehat.
Komentar
Posting Komentar