Myself : An Half Introvert Kind of Person


Belakangan ini aku sering berfikir tentang aku ini kind of person yang seperti apa. Terkhusus dalam dua tipe, introvert atau extrovert. I dunno why but It seems like how you can handle yourself in sociality. Satu masalah yang nggak pernah selesai dalam hidupku adalah sulitnya mengontrol diri saat bersosialisasi. Ini adalah satu pemikirian yang entah kenapa juga baru muncul saat aku sudah menanggalkan angka nol dan menggantinya dengan angka 1 di umurku. Kenapa sih hal yang begini harus difikirin? Karena aku orang yang mempertimbangkan bagaimana seseorang menilai diriku terhadapnya, namun di sisi lain aku adalah orang yang lumayan cuek dengan perasaan orang lain terhadap aku memperlakukannya. Akhirnya aku mencoba untuk mencari pengklasifikasian dari diriku sendiri.

Salah satu hal yang menjadi pembanding saat ini adalah teman-teman cewek disekitarku. Mereka adalah bentukan cewek yang menurukutku normal normal aja sih. Mereka ngumpul dan main bareng. Kondisi dimana aku merasa aku sulit untuk masuk di dalamnya. Mungkin semua akan terlihat normal normal aja. Tapi dari sisiku yang lain juga bilang, ”Ngapain sih Pew mending kamu pulang aja”. I feel uncomfortable sometimes. Entah kenapa aku nggak dalam highly excited versi aku aja.

Tapi akhirnya aku paham kalau aku adalah orang yang lumayan males main bareng orang lain yang nggak punya minat yang sama kayak aku (sorry for my ego). Selain itu, sejak zaman kuliah aku biasa main bareng dengan kumpulan cewek dan cowok – ya maksutnya nggak cuma cewek cewek aja. Seringkali kalau lagi main pasti ada aja bahasan yang menurutku berfaedah yang tetep jadi bahan obrolan, yang bisa buat aku suka semenit dua menit sempet buat intropeksi diri. Akhirnya suddenly ngereset pola nongkrongku, yang menurutku nggak clueless aja. Dan aku bener-bener nyaman dengan pola bermainku yang seperti itu, he he.

Pengklasifikasian diri ini sebenarnya nggak berdasar, artinya nggak ada bagian dari psikologi yang aku jadikan pertimbangan. Beberapa minggu lalu waktu aku naik motor dari perjalanan yang menempuh kurang lebih 17 km aku menyimpulkan. An half introvert kind of person. Kayaknya aku cocok sama kind of person ini. Aku sendiri nggak merasa aku adalah orang yang fully introvert karena aku pun bisa menjelaskan sesuatu dengan ekspresif, aku juga sering kali menceritakan hal-hal tidak penting yang aku alami ke teman-teman sekitar, dan aku juga suka nongkrong. Aku merasa sepenuhnya menjadi orang yang extrovert, dengan catatan aku sudah nyaman dengan orang tersebut. Ya, aku memang bersosialisasi berasaskan sebuah kenyamanan.

Mungkin ada sebagian orang yang lebih suka kemana-mana ditemenin atau bareng orang lain, apalagi di Indonesia yang aku rasa cukup jarang melihat orang-orang kemana-mana sendirian. Tapi kadang aku menyukainya, karena aku merasa di beberapa kegiatan aku bisa melakukan itu sendiri dan lebih baik untuk dilakukan sendiri. Kadang pengaruh membawa orang lain bisa merubah pencanaan sekitika tanpa memikirkan efeknya. Misalnya, lagi belanja hehe.

Aku juga orang yang lebih tahan untuk mendengarkan daripada didengerkan ketika berada dalam sebuah lingkaran yang terlalu luas, kadang hanya berdua pun. Ini kadang jadi positif membuat aku menjadi seorang pendengar yang baik. Tapi bisa jadi bahaya banget karena membuat semacam blocking buat menyampaikan pendapat ketika di lingkaran besar. Dan sering aku sampai nyesel sendiri. Kenapa tadi nggak ngomong sih. Padahal yang mau diomongin juga nggak ada salah salahnya.

Tapi lagi lagi, manusia emang tempatnya khilaf dan semua bentukan aku akan berubah jadi seseorang yang nyebelin kalau aku ngga bisa ngehandle dengan baik. Aku bisa beresiko menjadi orang yang egois karena aku butuh orang lain itu sifatnya depend by mood aja, atau aku bisa menjadi orang yang bosenin banget karena sering ngerasa ngga nyaman sama orang lain jadi susah membawa obrolan. Dan dampak paling terburuk adalah aku bisa merasa menjadi orang yang nggak terlalu butuh orang lain (di beberapa pekerjaan) dan aku bisa melalaikan suatu tanggung jawab karena ketidaknyamanan yang sering kali aku rasain. Apalagi ketika harus dilibatkan dalam teamwork.


At the end of the day, aku mencoba belajar yang namanya menghandle diri sendiri. Ya ini emang penting banget karena bagaimana pun ada perasaan orang lain yang harus kita jaga dan ada kepentingan orang lain yang harus kita hormati. Aku mencoba terus berfikir sebelum bertindak, bagaimana perasaan dia ketika aku ngomong ini atau bagaimana respon dia ketika aku ngelakuin ini. Ok, meskipun sisi lain ku bilang “I’m freaking tired, I really want to go out from here” tapi jangan lupa spread goodness is a must. Kita nggak pernah tau siapa yang bakalan nolong kita saat kita kesusahan suatu hari nanti dan kita nggak pernah tau darimana ladang pahala kita di dunia ini. Jadi, tebar jaring aja!

Komentar

Popular Posts

Asisten Praktikum : Bertransformasi

Indonesia sudah Menyediakan Kebebasan Berpendapat, Budaya Diskusi itu Penting!

Aplikasi Penerapan Hukum Joule dalam Kalorimeter (Tugas Akhir Praktikum Fisika Dasar II)