What is The Oldest Memory You Remember?

Kemarin aku baru saja mulai menonton salah satu drama korea MBC yang sedang on going, judulnya "Find Me In Your Memory". Belum seperempat perjalanan, aku ketiduran. Sampai sekarang nggak niat aku lanjutkan. Apalagi jadwal nonton malam udah aku atur untuk nonton horror di Netflix sama Wipa. Nggak terlalu berminat karena main cast cowoknya tua, ya maap kalo nonton drama korea I still put my feeling on main cast. Kalo udah nggak feeling, biasanya nggak dilanjutin. Sama kayak "Itaewon Class", drama itu lagi hype banget tapi aku nggak ada feeling sama main cast ceweknya so I don't mind to watch it soon, entah nanti gimana.

Oya, tulisan ini bukan tentang review drama korea ya. 

Jadi main cast di drama Find Me In Your Memory itu namanya Lee Jung-Hoon, dia mengidap hyperthymesia (perbedaan kemampuan dalam mengingat setiap hal dengan detail dalam hidupnya). Di 15 menit pertama drama itu ada dialog yang kurang lebih begini, "apa ingatan terlama yang kamu ingat dalam hidupmu?".

Terus tiba-tiba pikiranku tergerak untuk ikut menjawab pertanyaan dalam dialog drama itu. Kayaknya ingatan terlama yang aku punya adalah waktu aku TK. Kenapa aku bisa menyimpulkan itu? Karena aku nggak ingat gimana keadaannya waktu aku masuk pertama kali ke TK, begitupun ingatan di belakangnya. Ingatan terlama yang aku punya adalah waktu aku umur 5 tahun.

Aku ingat dulu bangku TK ku duduknya bertiga. Aku punya temen dekat namanya Prita dan Rahayu. Kita punya tempat minum yang sama, yang ada gantungan buat di lehernya. Aku punya dua, warna ungu dan hijau. Yang warna hijau cara bukanya dengan dipencet, terus minumnya ntar disedot. Yang ungu biasa aja. Dulu kalo udah jam pulang biasanya nyanyi-nyanyi bareng. Kami bertiga biasanya nyanyi sambil mainin botol minum masing-masing, di tarik naik-turun di meja kami.

Ibu-ibu waktu kami TK rela nungguin di sekolah, nggak pulang ke rumah. Mereka sampai bikin arisan dan makan-makan bergiliran di rumah mereka sepulang dari sekolah. Yang aku ingat adalah dulu makan mihun di rumah Nira. Rumahnya kecil. Aku sampai duduk hampir ke jalan gang yang sempit.

Rahayu jatuh ke kubangan waktu main ayunan sama aku. Ibu-ibu kebingungan harus mencarikan baju ganti kemana karena Rahayu badannya diluar rata-rata badan anak-anak yang lain. Sedangkan Ibunya Rahayu adalah pekerja yang jarang sekali ikut ngumpul sama ibu-ibu yang nungguin anaknya di sekolah. Ingatanku terputus sampai situ aja. Setelah itu nggak ingat nasib Rahayu dan baju gantinya.

Udah jadi kebiasaan sampai SD. Tiap bagi rapot langsung nelpon Kak Deri, nanyain dia ranking berapa. Biasanya lebih seringnya di ranking 1 terus aku ranking 2. Aku ingat sainganku di kelas (((apaansi masi TK aja udah kompetitif banget, didikan orang tua wkwk))) namanya Fajar. Waktu TK dia pendiam. Aku ingat kata Mama aku selalu kalah dengan Fajar di bagian Meronce, punya Fajar rapi banget, aku nggak sabaran jadi berantakan. Ternyata aku bertemu lagi dengan Fajar di SMA. Nggak pernah sama sekali membahas masa-masa TK, mungkin dia lupa sama aku. 

Dari sekian banyak waktu untuk belajar membaca bareng Mama di rumah. Aku hanya ingat satu moment, dan hanya sekilas. 

Waktu aku TK, tante-tanteku - adik Mama - banyak yang baru melahirkan. Aku ingat dulu suka habisin bubur kacang ijo yang disediakan di kamar Rawat Inap nya Suster Ana. 

Waktu itu menjelang perpisahan sekolah kami ada foto sama badut Teletubis. Hujan deras, aku tetap ke sekolah dengan Mama pakai payung, sampai sekolah aku nangis aja mau foto sama badutnya. Sampai ada bekas tetesan air mata di bajuku yang ikut terambil dalam foto itu.

Waktu pentas seni perpisahan TK aku nari Kuda Lumping, aku jadi center dong haha. Hampir tiap sore latihan ke rumah pelatih di daerah Kampung Jawa. Kalo sekarang aku lewat sana, ingatan itu selalu terputar dan aku ragu mengingat yang mana pastinya rumah pelatih tariku itu. 

Dulu Mama adalah pengantar jemput ku. Juara banget. Jalan kaki dari rumah, ngga jauh sih tapi kalo ngebayangin sekarang rasanya jauh. Selalu begitu sampai aku SD entah kelas berapa, sampai akhirnya aku di-ojek-in. Aku selalu nangis kalo terlambat dijemput. Aku nggan inget apa Mama marah atau engga kalo dia menemukan aku udah nangis karena telat dijemputin.

Waktu mau masuk SD, aku sama Papa sibuk nyari sekolah yang mau nerima anak yang umurnya belum genap 6 tahun. Aku ingat dialog Papa di belakang rumah waktu udah hopeless nyari sekolah, "Putri nggak sekolah dulu mau nggak?". Aku nggak inget jawabanku apa. Aku ingat salah satu sekolah yang aku datangin SDN 002 BU. Aku dites membaca dan menghitung buah apel, aku lancar. Tapi tetep nggak diterima. Umurnya kurang.

Aku ingat dua guru kelas ku. Namanya bu Eka dan bu Tuti. Bu Eka ngajar untuk kelas umum, sedangkan bu Tuti untuk agama. Aku dipertemukan dengan beliau di waktu yang berdekatan dan itu baru baru aja. Bu Eka ternyata masih jadi guru TK, tapi sekarang di sekolahnya Syifa dan Iyak. Bahkan Bu Eka yang tanpa ragu menegurku duluan. Sedangkan bu Tuti aku temui di acara lamarannya mbak Alifah, mereka keluarga. Aku nggak sempet negur bu Tuti sekedar menyebutkan aku adalah murid TKnya kurang lebih 18 tahun yang lalu.

Makin dewasa, aku makin selalu ingin menghargai memori. Selain dari foto, menulis adalah cara mengukir memori terbaik. Apalagi ketika tulisan itu benar-benar hangat dibuat sesaat setelah that events becomed memories. Feelnya terasa, akan semakin dalam ketika dibaca setelahnya. Makanya Pew rajin nulis ya!!!

Pokoknya nanti kalo aku udah punya anak, aku harus semakin rajin nulis. Caranya? Nggak tau, pokoknya harus! Karena hal yang sampe sekarang bikin sedih adalah aku nggak tau cara mengenang masa kecil. For some reasons, Papa hapus semua kenangan masa kecil yang berbentuk foto-foto album. Yaudah nggak papa, mau gimana lagi.

Dari sepenggal dialog di drama korea aja bisa jadi tulisan sepanjang ini. Ya daripada aku ngestuck memperhatikan updated kehidupan orang-orang seusiaku yang memasak untuk mengisi physical distancing mereka, and I absolutely not.

Aku doakan semoga kita semua sedang menjalani hidup dengan bentuk peneriman terbaik atas apa yang sudah Allah kasi maupun Allah ambil saat ini. See you! 

Komentar

Popular Posts

Aplikasi Penerapan Hukum Joule dalam Kalorimeter (Tugas Akhir Praktikum Fisika Dasar II)

Asisten Praktikum : Bertransformasi

Diary Express 2015