posisi itu


Menulis lagi! Kalian pasti sudah bisa membayangkan betapa gabutnya aku yang baru hari ketiga di bulan September sudah bisa ngepost tiga tulisan. Ya di pagi hari aku hanya berkutat dengan cucian, setrikaan, dan menjalankan kewajiban buat makan. Daripada aku hanya melewati jam-jam dengan ngestuck di tempat tidur buat main hp, akhirnya aku lampiaskan dengan menulis dan blog walking saja.

Kalau lagi perjalanan ke kota, aku selalu dengerin lagu lewat spotify. Karena diriku sobat miskin, jadi spotifyku bukan yang premium dan semua lagu akhirnya terputar secara acak. Baru-baru ini aku tidak sengaja mendengarkan lagu dari Seventeen yang Thanks. Aku masih heran sampai sekarang, bagaimana bisa lagu ini muncul tepat di saat aku sedang berada pada kondisi yang sama seperti isi lagunya. Hasilnya adalah aku mendengarkan lagu ini seharian. Termasuk saat menulis ini. Terima kasih Jihoon a.k.a Woozii yang sudah menciptakan lagu ini!

***

Minggu ini aku agak alay, begitu kata teman yang mendengar ceritaku. Aku punya masalah yang sebenarnya bukan salah siapa pun. Dan sebenarnya nggak perlu dijadikan masalah juga. Tapi ternyata semua menjadi runyam karena aku tidak mengerti juga masalahnya apa. Beberapa teman sudah membantu meluruskan, tapi akunya saja yang batu, nerimanya hanya setengah. Pengaruh kuliah sains, nggak percaya asumsi sampe bener-bener bisa buktiin sendiri fisisnya gimana (alesan).

Tapi sekarang aku udah tau kenapa. Bangga banget, soalnya emang bikin jadi lebih lega aja. Aku marah karena ternyata posisiku digantikan oleh orang lain. Walaupun aku sendiri tidak tau beneran terganti atau tidak. Tapi aku melihatnya begitu, akhirnya aku anggap saja begitu. Jadi sekarang aku akan bicara soal posisi. Posisi kita terhadap orang lain. Orang terdekat kita.

***

Pernah berpikir nggak, kenapa kok kita bisa deket sama orang lain? Dalam hubungan apapun deh, ntah temen, sahabat, atau lebih spesial dari itu. Menurutku jawabannya adalah posisi yang kosong. Kita mengisi posisi yang dibutuhkan dia, dan sebaliknya. Posisi yang nggak bisa dicari dengan sengaja, tapi dibutuhkan. Posisi yang terisi dengan tepat akhirnya bisa buat kita nyaman dengan seseorang.

Yang menjadi pertanyaan adalah apakah posisi itu bisa diisi oleh orang tertentu saja atau tidak? Sama seperti pertanyaan, kenapa kita bisa move on dari mantan? Ya karena kebutuhan posisi mantan itu bisa diisi dengan tepat oleh orang lain. Tapi yang membuat kita menjadi spesial itu adalah jika posisi kita nggak bisa digantikan sama orang lain.

Relate banget sih ini sama hubungan pertemanan yang biasa aja. Misalnya nih, kamu di kelas punya temen yang sering bareng. Ntar naik kelas dan temen-temen sekelasnya udah beda, kamu bisa nemu temen buat bareng lagi. Ya itu karena posisi temen yang kamu butuhkan kemarin masih bisa diisi sama orang lain. Sekarang aku jadi mikir, kenapa makin tua temennya makin dikit. Ternyata kebutuhan makin tua lebih banyak kebutuhan buat diri sendiri. Kita udah nggak butuh temen buat ke kantin, temen buat kelompokan ngerjain tugas, temen buat ke sekolah atau kampus bareng. Sekarang cuman butuh temen curhat. Sisanya cuma rekan kerja.

Kapan kita bisa tau posisi kita bisa diganti oleh orang lain atau nggak? Jawabannya adalah kalo udah jarang ketemu. Karena ketemu langsung itu masih bisa bikin bias, ya karena ketemunya dia doang dan intens. Terus kalo nggak ketemu gimana? Bisa ngerasa kosong nggak? Ngerasa butuh dia nggak? Atau bisa dengan mudah nyari orang lain buat ngisi itu nggak? Coba aja tanya ke diri kita masing-masing terhadap orang spesial yang kita punya saat ini. Kalo emang spesial, kita bakal jawab "fix ini sih dia banget".

Tapi yang nggak boleh dilakukan adalah memaksakan posisi kita pada orang lain. Kalo ternyata posisi kita bisa diisi orang lain, itu sama sekali bukan masalah kita. Itu hukum alam dan nggak bisa dipaksakan. Dan itu bukan masalah kita. Tapi jika posisi orang itu di diri kita nggak bisa digantiin dengan orang lain, ya itu baru masalah kita. Kita udah ketergantungan. Pikirin tuh gimana ngilanginnya. Tapi juga nggak bisa nyalahin orang itu. Ini emang udah jalannya.

Sama kayak aku kemarin. Bisa bisanya marah karena posisiku diisi sama orang lain. Padahal udah jalannya kayak gini. Yang diperlukan emang punya hati yang luas untuk tetap ikhlas. Apalagi kalo posisi kita udah digantiin, tapi posisi dia belum bisa terganti. Emang ngeselin banget sih.

Bersyukurlah jika posisi penting di hidup kita bisa diisi dan kita juga bisa mengisi posisi penting di orang itu. Karena orang yang tepat itu emang yang bikin nyaman!


Dari yang belum siap bertanggung jawab atas hati sendiri.
Pewe.

Komentar

Popular Posts

Asisten Praktikum : Bertransformasi

Indonesia sudah Menyediakan Kebebasan Berpendapat, Budaya Diskusi itu Penting!

Aplikasi Penerapan Hukum Joule dalam Kalorimeter (Tugas Akhir Praktikum Fisika Dasar II)