ANALISA SISTEM PENDIDIKAN TINGKAT PERGURUAN TINGGI JENJANG STRATA 1 DI INDONESIA (PAPER)



ANALISA SISTEM PENDIDIKAN TINGKAT PERGURUAN TINGGI JENJANG STRATA 1 DI INDONESIA
Putri Widya Pangestika
01141006
Program Studi Fisika
Jurusan Sains Teknologi Pangan dan Kemaritiman
Institut Teknologi Kalimantan Balikpapan

Abstrak
Telah dilakukan analisa mengenai sistem pendidikan tingkat perguruan tinggi jenjang strata 1 di Indonesia dengan tujuan untuk mengetahui sistem pendidikan yang berlaku , dampak dari sistem pendidikan, dan solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada sistem pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia saat ini. Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini ialah dengan mengumpulkan data dari referensi dan literatur yang ada. Data yang dicari berupa artikel dan ulasan mengenai kondisi pendidikan di Perguruan Tinggi Indonesia dan hal-hal yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang diterapkan. Dari data ini dapat dibandingkan bagaimana pengaruh dari sistem pendidikan yang berlaku saat ini dengan bagaimana pengaruh dari solusi kebijakan yang ditawarkan.Solusi yang ditawarkan adalah dengan mengurangi batas SKS maksimum yang dapat diambil mahasiswa tiap semesternya dan mewajibkan sarjana lulus maksimal 4 tahun sehingga waktu berkarya akan lebih luas. Karena mahasiswa yang paling banyak dan lebih berpotensi besar untuk menyumbangkan karya untuk kemajuan Indonesia. (kata kunci: mahasiswa, pendidikan, SKS).








BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki perguruan tinggi dengan jumlah cukup banyak. Perguruan tinggi mewadahi setiap orang yang ingin mendalami suatu ilmu pada bidang tertentu yang lebih terkhususkan dibandingkan dengan apa yang didapatkan pada jenjang dibawahnya. Bukanlah hal yang asing lagi, kita sering mendengar berbagai macam penemuan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa. Berkompetisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki melalui penelitian dan penemuan-penemuan terbaik merupakan hal yang selalu dilakukan seseorang saat mereka masih menyandang status sebagai mahasiswa.
Namun, berkarya seperti melakukan penelitian untuk menciptakan penemuan-penemuan terbaru tersebut hanya giat dilakukan saat dalam fase mahasiswa. Peluang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki juga lebih terbuka bagi kaum mahasiswa dan sangat jarang dilakukan oleh mereka yang telah menjadi sarjana. Ini dikarenakan, ketika sudah berstatus sebagai sarjana mereka akan memilih lebih fokus untuk kepentingan masa depan, salah satunya bekerja. Sehingga mereka sudah merasa tidak perlu melakukan hal-hal semacam itu. Namun, di Indonesia rata-rata mahasiswa memilih menghabiskan masa kuliahnya untuk fokus dengan bagaimana lulus dengan waktu yang tepat. Kemudian mengambil sks (sistem kredit semester) dengan jumlah banyak tanpa menyadari bahwa menjadi mahasiswa adalah menikmati sarana untuk berkarya seluas-luasnya yang karya tersebut nantinya dapat dikembangkan untuk kemajuan Indonesia. Dan prinsip mahasiswa di Indonesia yang sudah tertanam adalah lulus lebih cepat adalah hal yang baik. Lalu, apa yang dapat diberikan untuk Indonesia jika tujuan kuliah hanya untuk pemenuhan kebutuhan hidup pribadi di masa depan agar lebih baik?
Untuk itulah paper ini dibuat dengan tujuan menganalisa sistem pendidikan tingkat perguruan tinggi khususnya jenjang Strata 1 yang saya rasa kurang mengeksploitasi kemampuan mahasiswa untuk berkarya sebanyak-banyaknya bagi Indonesia. Sehingga sarjana yang dihasilkan pun akan menjadi sarjana-sarjana dengan kualitas yang terbaik, tidak hanya sekedar lulus tepat waktu kemudian bekerja. Namun juga dari bobot karya yang mampu mereka hasilkan selama mereka menjadi seorang mahasiswa.

1.2. Permasalahan
1.      Bagaimana sistem pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia saat ini?
2.      Apakah dampak dari sistem pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia saat ini?
3.      Bagaimana solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada system pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia saat ini?
1.3. Tujuan
1.      Mengetahui sistem pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia saat ini
2.      Mengetahui dampak dari sistem pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia saat ini
3.      Mengetahui solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada sistem pendidikan jenjang perguruan tinggi yang berlaku di Indonesia saat ini








BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan yang lebih baik. Secara etimologi atau asal asul kata. Kata pendidikan dalam bahasa Inggris disebut education yang berasal dari bahas latin yaitu 'educatum' yang tersusun atas dua kata yaitu 'E' dan "Duco". Kata E berarti sebuah perkembangan dari dalam ke luar atau dari sedikit menjadi banyak, sementara 'Duco' berarti perkembangan atau sedang berkembang. Hal ini secara etimologi, pengertian pendidikan adalah menjadi berkembang atau bergerak dari dalam keluar, atau dengan kalimat lain, pendidikan berarti proses mengembangkan kemampuan diri sendiri (inner abilities) dan kekuatan individu. Kata Education sering juga dihubungkan dengan 'Educere' (Latin) yang berarti dorongan (propulsion) dari dalam keluar. Artinya untuk memberikan pendidikan melalui perubahan yang diusahakan melalui latihan ataupun praktik. Oleh karena itu definisi pendidikan mengarahkan untuk suatu perubahan terhadap seseorang untuk menjadi lebih baik.
Menurut Plato pendidikan adalah proses yang dilakukan seumur hidup (life-long) yang dimulai dari seseorang lahir hingga kematiannya, yang membuat seseorang bersemangat dalam mewujudkan warga negara yang ideal dan mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar. Bapak Plato pun menambahkan dalam pengertiannya tentang pendidikan bahwa pendidikan tidak hanya menyediakan ilmu pengetahuan dan kemampuan akan tetapi nilai, pelatihan insting, membina tingkah laku dan sikap yang benar. Pendidikan yang sejati (true education), akan memiliki kecenderung terbesar dalam membentuk manusia yang beradab dan memanusiakan manusia dalam hubungan mereka bermasyarakat dan mereka yang berada dalam perlindungannya. Definisi dan pengertian pendidikan inilah yang menjadi arah yang kemudian  dijadikan sebagai dasar dari pengertian pendidikan lainnya khususnya di negeri barat. 
Sedangkan menurut, C.D. Hardie dalam monografnya, Truth and Fallacy in Educational Theory (1941), bahwa pendidikan seharusnya mendidik seseorang dengan alami (nature), bahwa seorang guru harus bertindak sebagai tukang kebun yang membina tumbuhan secara alami dan tidak melakukan hal hal yang tidak alamiah. Dalam monografnya, C.D. Hardi mengkritik pemerintah yang memberikan aturan aturan (law) yang mengatur pendidikan. Comenius pada abad pertengahan juga berpendapat, bahwa pendidikan adalah proses dimana individu mengembangkan kualitasnya  terhadap agama, ilmu pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya mampu mengklaim dirinya sebagai manusia. Aldous Huxley pun menambahkan bahwa pendidikan yang sempurna adalah dimana semua manusia dilatih agar siap untuk ditempatkan dalam hirarki sosial akan tetapi dalam prosesnya tidak melakukan penghancuran atau pengrusakan terhadap individu atau karakter unik atau khas seseorang. Selain itu Herman Harrell Horne berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) (education is a process of continuous (perpetual)) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara fisik dan mental ( higher adjustment for the human beings who have evolved physically and mentally), yang bebas dan sadar kepada tuhan (which is free and conscious to God), seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan dari manusia (as manifested in nature around the intellectual, emotional and humanity of the human). Pengertian pendidikan dari Bapak Herman Harrel Horne wajar menghubungkan Tuhan, dikarenakan dia adalah seorang Pendeta yang telah menuliskan banyak hal tentang pendidikan dan Tuhan. Bahkan Bapak Herman Haller Horne telah menuliskan Buku tentang Jesus The Master Teacher. Sedangkan lewat Dictionary Reference, situs pengertian berbahasa inggris, bahwa pengertian pendidikan adalah tindakan atau proses menyampaikan atau memperoleh pengetahuan umum, mengembangkan kekuatan penalaran dan penilaian, dan umumnya mempersiapkan diri sendiri atau orang lain secara intelektual untuk kehidupan dewasa. 


2.2. Sistem Pendidikan di Perguruan Tinggi Indonesia
Pada dasarnya setiap satuan pendidikan memiliki sistem untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sistem pendidikan tinggi di Indonesia memiliki empat tahapan pokok, yaitu: (1) Input; (2)Proses; (3)Output; dan (4)Outcomes.
Input Perguruan Tinggi (PT) adalah lulusan SMA, MA, dan SMK sederajat yang mendaftarkan diri untuk berpartisipasi mendapatkan pengalaman belajar dalam proses pembelajaran yang telah ditawarkan. Input yang baik memiliki beberapa indikator, antara lain nilai kelulusan yang baik, namun yang lebih penting adalah adanya sikap dan motivasi belajar yang memadai. Kualitas input sangat tergantung pada pengalaman belajar dan capaian pembelajaran calon mahasiswa.
Setelah mendaftarkan diri dan resmi menjadi mahasiswa, tahapan selanjutnya adalah menjalani proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang baik memiliki unsur yang baik dalam beberapa hal, yaitu:
·               capaian pembelajaran (learning outcomes) yang jelas;
·               Organisasi PT yang sehat;
·               Pengelolaan PT yang transparan dan akuntabel;
·               Ketersediaan rancangan pembelajaran PT dalam bentuk dokumen kurikulum yang jelas dan sesuai kebutuhan pasarkerja;
·               Kemampuan dan ketrampilan SDM akademik dan nonakademik yang handal dan profesional;
·               Ketersediaan sarana rasarana dan fasilitas belajar yang
Dengan memiliki keenam unsur tersebut, PT akan dapat mengembangkan iklim akademik yang sehat, serta mengarah pada ketercapaian masyarakat akademik yang profesional. Pada perkembangannya, ketercapaian iklim dan masyarakat akademik tersebut dijamin secara internal oleh PT masing-masing. Namun, proses penjaminan kualitas secara internal tersebut hanya dilakukan oleh sebagian kecil PT saja. Oleh karenanya, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, mensyaratkan bahwa PT harus melakukan proses penjaminan mutu secara konsisten dan benar agar dapat menghasilkan lulusan yang baik.
Setelah melalui proses pembelajaran yang baik, diharapkan akan dihasilkan lulusan PT yang berkualitas. Beberapa indikator yang sering digunakan untuk menilai keberhasilan lulusan PT adalah (1) IPK; (2) Lama Studi dan (3) Predikat kelulusan yang disandang. Namun proses ini tidak hanya berhenti disini. Untuk dapat mencapai keberhasilan, perguruan tinggi perlu menjamin agar lulusannya dapat terserap di pasar kerja. Keberhasilan PT untuk dapat mengantarkan lulusannya agar diserap dan diakui oleh pasarkerja dan masyarakat inilah yang akan juga membawa nama dan kepercayaanPT di mata calon pendaftar yang akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendaftar (input). Siklus ini harus dievaluasi dan diperbaiki atau dikembangkan secara berkelanjutan





BAB III
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini ialah dengan mengumpulkan data dari referensi dan literatur yang ada. Data yang dicari berupa artikel dan ulasan mengenai kondisi pendidikan di Perguruan Tinggi Indonesia dan hal-hal yang berkaitan dengan sistem pendidikan yang diterapkan. Dari data ini dapat dibandingkan bagaimana pengaruh dari sistem pendidikan yang berlaku saat ini dengan bagaimana pengaruh dari solusi kebijakan yang ditawarkan.



BAB IV
PEMBAHASAN
            Jumlah mahasiswa Indonesia saat ini baru 4,8 juta orang. Bila dihitung terhadap populasi penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru 18,4 persen. Adapun bila dihitung terhadap populasi usia 19-30 tahun, angka partisipasi kasarnya baru 23 persen. Jumlah ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara maju. Namun, jika melihat dari karya-karya yang mampu dihasilkan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia terbilang cukup bagus. Bahkan karya tersebut mampu sampai bersaing pada tingkat Internasional. Artinya, mahasiswa memiliki kompetensi besar untuk berkarya mendukung kemajuan Indonesia. Karena siapa lagi yang mampu berperan aktif berkarya jika bukan mahasiswa? Kompetisi yang sering muncul baik nasional maupun internasional juga lebih banyak diperuntukkan bagi mahasiswa. Jelas terlihat bahwa peluang berkarya terbesar adalah untuk mahasiswa. Karena pada kenyataannya jika mahasiswa sudah menjadi sarjana, mereka akan berfikir untuk lebih fokus untuk menentukan kehidupan mereka kedapannya, salah satunya dengan bekerja.
            Membahas mengenai sistem pendidikan di  Indonesia. Berdasarkan Indonesia menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) yang diperuntukkan bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Penentuan jumlah SKS maksimal oleh kebijakan setiap perguruan tinggi menentukan kapan seorang mahasiswa tersebut dapat menyelesaikan pendidikannya. SKS yang diambil tiap semester dengan jumlah tertentu ditentukan berdasarkan indek prestasi semester mahasiswa di semester sebelumnya. Jadi, semakin banyak SKS yang diambil tiap semesternya maka akan semakin cepat mahasiswa tersebut dapat lulus. Dan di Indonesia pun, budaya yang sudah tertanam di dunia mahasiswa adalah “mahasiswa yang lulus cepat adalah hebat”.
            Fenomena yang terjadi diatas merupakan dua hal yang saling bertolak belakang. Namun, saya pribadi berpendapat bahwa menjadi mahasiswa yang disebut “lulus cepat” bukan merupakan pilihan yang cukup bijak. Saya sendiri merasakan bahwa banyak pelajaran yang hanya bisa didapatkan di lingkungan kampus dan jika menjadi mahasiswa. Artinya, menjadi mahasiswa adalah bukan seperti tanggungan yang harus diselesaikan secepatnya, namun bagaimana mahasiswa bisa menikmati masa-masa kuliahnya sekaligus menggali segala potensi diri yang dimilikinya. Dapat disimpulkan bahwa semakin lama menjadi mahasiswa maka akan semakin luas pula ilmu yang akan didapatkan.
Sebagai contoh, untuk kompetisi yang sering diadakan di Indonesia dan luar negeri merupakan kompetisi yang diperuntukkan bagi mahasiwa bukan para sarjana-sarjana. Padahal, kompetisi yang biasa diadakan seperti karya tulis, penelitian, sampai dengan converence adalah sarana untuk menggali segala potensi dari mahasiswa Indonesia dengan karya-karya yang mereka hasilkan. Yang nantinya karya tersebut dapat digunakan untuk kemajuan Indonesia. Dapat disimpulkan bahwa karya paling banyak yang dipersembahkan untuk Indonesia berasal dari mahasiswa.
            Melihat kebijakan pemerintah dan perguruan tinggi yang selalu menetapkan SKS maksimum diatas 20 tiap semesternya, maka dapat diperkirakan mahasiswa yang berpotensi mengambil SKS maksimum dapat lulus tepat empat tahun atau bahkan tiga setengah tahun. Padahal potensi dari mahasiswa berprestasi tersebut justru dapat dialihfungsikan untuk hal-hal lain seperti penelitian dan penciptaan karya-karya lainnya. Hal ini, mengakibatkan ketika mahasiswa yang memiliki potensi dapat melepas status mahasiswanya dengan cepat, maka karyanya akan terputus pula. Seterusnya akan seperti itu. Akibatnya banyak karya-karya yang hanya sekedar jadi dan tidak ada yang menindak lanjuti.
            Berdasarkan analisa tersebut, saya berfikir agar pemerintah dan pihak perguruan tinggi dapat menciptakan sebuah kebijakan baru seperti pengurangan jumlah SKS maksimum yang dapat diambil oleh mahasiswa Indonesia setiap tahunnya. Sehingga, setiap mahasiswa yang dapat memiliki ruang gerak untuk berkarya lebih luas tanpa harus dikejar oleh beban SKS yang menganggap diri mereka harus lulus dengan cepat. Sebab kesuksesan bukanlah ditentukan oleh cepat atau lambatnya seseorang dapat lulus dari masa kuliahnya. Tapi seberapa banyak karya yang mampu mereka persembahkan untuk Indonesia.
Duta Besar Agus Sriyono mengatakan, kualitas pendidikan di Selandia Baru sangat baik. Dengan jumlah pelajar dan mahasiswa yang belajar di Selandia Baru masih sedikit, sekitar seperlimabelas dari jumlah penduduk disana. Namun, Pemerintah Selandia Baru memprioritaskan pengembangan bidang pendidikan secara maksimal sehingga sarjana yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi. Perguruan tinggi di Selandia Baru sendiri memiliki cara pengajaran yang unik. Mahasiswa hanya memiliki waktu kurang lebih hanya 3 jam setiap harinya, dan sisa dari waktu tersebut digunakan mahasiswa untuk lebih banyak belajar di laboraturium dan lainnya. Artinya, pendidikan disana sangat membebaskan mahasiswanya untuk bisa bebas berkarya dengan ruang gerak yang luas tidak heran, jika siswa setingkat SMA sudah mampu menciptakan sesuatu yang baru dapat diciptakan oleh orang Indonesia saat menjadi mahasiswa.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya salah satu kebijakan ini dapat membawa dampak positif untuk Indonesia. Ketertarikan akan dunia keilmuan di Indonesia juga akan lebih meningkat dari sebelumnya. Ruang gerak mahasiswa untuk berkarya juga akan lebih bebas. Sehingga segala pemikiran dan ide-ide yang dituangkan akan lebih luas.









BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
1.      Sistem pendidikan untuk tingkat perguruan tinggi di Indonesia untuk jenjang strata 1 menganut sistem kredit semester (SKS) yang harus diselesaikan dengan jumlah sesuai dengan kebijakan masing-masing perguruan tinggi sehingga menjadi penentu kapan seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus.
2.      Dampak dari berlakunya sistem pendidikan seperti saat ini adalah mahasiswa dapat lulus dengan cepat jika berpotensi memiliki indeks prestasi yang tinggi, namun di sisi lain dapat mempersempit ruang gerak mahasiswa untuk berkarya karena beban akademik yang harus diselesaikan.
3.      Solusi yang ditawarkan adalah membuat sebuah kebijakan dengan mengurangi jumlah SKS maksimum yang diambil tiap minggunya dan menetapkan minimum lulus pada mahasiswa yaitu 4 tahun. Sehingga memberi mereka alternatif untuk lebih bebas berkarya.

3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penulisan makalah ini ialah, bagi pembaca yang ingin mengulas permasalahan yang sama diharapkan untuk dapat mengumpulkan data yang lebih banyak dan disusun secara lebih sistematis serta dapat memberikan solusi yang bersifat lebih praktis dimana peran langsung masyarakat dapat ikut serta dalam pemecahan masalah yang ada.



Daftar Pustaka

Sosiology of Education by S.S Chandra, S.S. Chandra dan Rajendra Kumar Sharma.
Philosophy Of Education. http://plato.stanford.edu/entries/education-philosophy/, diakses pada hari Minggu, 27 September 2015, pukul 11.09 WITA
Satuan Kredit Semester. https://id.wikipedia.org/wiki/Satuan_kredit_semester, diakses pada hari Rabu, 30 September 2015, pukul 22.00 WITA
Sistem Pendidikan Tingi di Indonesia. http://unizar.ac.id/sistem-pendidikan-tinggi-indonesia/, diakses pada hari Rabu, 30 September 2015, pukul 22.00 WITA
Mahasiswa Selandia Baru. http://edukasi.kompas.com/read/2011/03/26/13202052/Mahasiswa.di.Indonesia.Cuma.4.8.Juta, diakses pada hari Rabu, 30 September 2015, pukul 21.45 WITA


















LAMPIRAN
Paper Acuan: Budaya globalisasi di Tengah Masalah Identitas Nasional (https://feelsafat.files.wordpress.com/2007/12/globalisasi-budaya-ditengah-masalah-identitas-nasional.pdf


Terima Kasih, Semoga bermanfaat!

Komentar

Popular Posts

Asisten Praktikum : Bertransformasi

Indonesia sudah Menyediakan Kebebasan Berpendapat, Budaya Diskusi itu Penting!

Aplikasi Penerapan Hukum Joule dalam Kalorimeter (Tugas Akhir Praktikum Fisika Dasar II)