Belajar Menggali Hikmah Dibalik Peristiwa
Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh..
"Sekarang, tentukan apa yang akan dilakukan, apa yang akan
dicita-citakan. Tidak mengulang dari awal, tapi merevisi kembali apa yang sudah
ada karena pada kenyataannnya situasi dan kondisi saja sudah berbeda. Disini
semuanya serba baru, serba dimulai dari awal. Bisa apa dengan target yang
sebelumnya sudah dibuat? Kalau sebelumnya mimpi itu isinya hanya menjalankan,
bagaimana sekarang harus dimulai dan dijalankan. Semuanya harus serba dimulai.
Karena memang semuanya belum ada. Itulah pioneer."
Dari sana saya belajar, kembali mensortir semua mimpi dan target saya, ternyata semua masih bisa diwujudkan kok! Meskipun butuh usaha yang lebih keras lagi karena semua dimulai dari awal. Kami melakukan sekaligus menciptakan. Karena menciptakan menurut saya luar biasa dibanding hanya menjalankan yang sudah ada. Dari pelajaran yang sudah di dapatkan saya jadi punya bayangan mana yang harus diterapkan dan mana yang sebaiknya tidak diterapkan kemudian diganti dengan yang lebih baik. Sebab budaya juga akan baru dibuat, menciptakan atmosfer yang akan terus terasa sampai puluhan tahun kedepan dimulai saat ini. Yang menambah semangat itu adalah satu tujuan yang sama dan semangat berkarya yang tinggi dari mereka. Luar biasa berada disini, menyusun mimpi untuk diwujudkan bersama. Kata banyak orang, ini memang sulit. Tapi saya yakin akan keajaiban dari kerja keras dan semangat.
Mungkin banyak yang akan berfikir kepindahan kami adalah sebuah kerugian yang akan kami alami sendiri. Tapi saya percaya, apa yang kami lakukan dan hasilkan ini akan terus digunakan untuk penerus-penerus selanjutnya. Sesuatu yang baik tidak mungkin tidak dimulai dengan awal yang sulit. Disinilah saatnya kami beraksi!
Nikmati saja segala hal positif yang akan datang nantinya. Abaikan saja hal negatif yang akan menyerang secara massal. Sesuatu yang positif akan punya segala keajaiban yang tidak akan disadari sebelumnya.
Kedatangan saya kali ini tidak lain dan tidak bukan hanya ingin membagi sebuah cerita. Curhat, bisa dikatakan seperti itu.
Saya adalah seorang mahasiswi. Kampus mana? Institut Teknologi Kalimantan, Karang Joang, Balikpapan. Yang mulai tahun ini akan melaksanakan kegiatan perkuliahan sendiri. Emang dulunya sama siapa? Mungkin kamu gak asing dengan kampus ini, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Kami dulu disana, statusnya sebagai mahasiswa titipan alias mitra kerja sama. Dan saya sebagai mahasiswa baru setahun yang lalu langsung duduk di bangku sebagai mahasiswa ITS. Karena Kartu Tanda Mahasiswa dan Nomor Induk Mahasiswa saja masih milik ITS. Ya, saya bahkan merasa lebih mengenal kampus yang bukan habitat saya saat itu.
Namun, di tahun kedua perkuliahan ini kami kembali ke habitat. Horee saya pulangg!! Kenapa? Banyak alasan yang secara sistematiknya ITK kudu wajib pindah! Pertama, kami sudah resmi memiliki seorang rektor, yang mana sebelumnya belum ada. Dan secara otomatis ketika sudah ada pemimpin maka sudah ada pula sistem yang dijalankan. Yang cukup menggembirakan adalah ITK sudah resmi ditetapkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri. Menurut peraturan yang ditetapkan oleh Dikti, intinya tidak boleh ada institut dalam institut. Istilahnya, dualisme kepemimpinan dalam satu wilayah. Dampaknya akan menurunkan akreditasi dari kedua kampus. Alhasil, ITK memutuskan pindah dengan segala persiapan yang menurut saya sebenarnya masih on the way. It's time, kemandirian dari pihak birokrasi rektorat dan seluruh civitas akademika ITK mulai diuji.
Logo ITK (atas) dan logo ITS (bawah) terasa mirip, semoga ikatan persaudaraannya terus terjaga. |
Bukan itu sebenarnya yang ingin saya bahas disini, singkat cerita begitulah alasan kami pindah.
For your information aja sih..
"Ketika kamu sudah punya banyak impian yang hampir jadi
ambisi. Kemudian dirontokkan oleh keadaan yang memang tidak bisa diabaikan lalu
berusaha melanjutkan ambisi tersebut. Keadaan ini harus diladeni dan dijalani. Kalau
meninggalkan, artinya hanya menjatuhkan diri sendiri. I’ll get nothing,
endingnya seperti itu."
Di awal saya mulai menyandang status mahasiswa dan menginjakkan kaki di tempat yang saya kira akan menjadi habitat walaupun hanya habitat semu, saya sudah menyusun dengan rapi mimpi dan target yang akan saya tuntaskan satu persatu. Disana, tempat yang saya katakan habitat semu. Karena saya fikir, saya masi akan lama berada disini. Walaupun saya sadar ini bukan rumah sebenarnya dan pasti saya akan kembali ke rumah saya, namun saya tidak akan berpikir secepat ini. Setidaknya, sebagian besar mimpi saya sudah mendapat check list.
Namun, kehendak bergerak tidak sesuai dengan keinginan. Saya baru membuka buku, lalu harus menutupnya kembali dan melanjutkan membaca buku yang lain yang lebih tebal. Tapi ternyata saya sadar, bahwa ending dari buku yang saya baca pertama kali ternyata ada di buku kedua yang harus saya baca sampai habis. Saya hanya perlu melanjutkan cerita yang sudah saya baca di buku pertama dan menghabiskan membaca seluruh buku kedua sampai habis sampai mata saya lelah menatap milyaran huruf sampai saya temukan akhir ceritanya.
Analoginya kira-kira seperti itu. Awalnya saya kesal, kenapa harus pindah. Belum banyak hal yang saya lakukan disini. Saya masih ingin menggali lebih banyak pengalaman, kenapa sudah disuruh pergi? Dan saya fikir bahwa target-target saya itu hanya akan jadi tulisan, mimpi yang belum sempat terwujud. Saya sudah kehabisan waktu untuk mewujudkannya. Saya selalu beranggapan disini lebih enak dibanding disana. Negative thinking, "disana pasti nanti bakalan bla bla bla...". Luar biasa sugesti itu sukses membuat saya sempat down. Menolak, tapi cuman di dalam hati.
Tapi semakin kesini saya semakin sadar, ini bukan akhir. Saya bukan tutup buku kok, semuanya masih bisa dilanjutkan! Semua mimpi itu masih dapat diwujudkan walaupun dengan habitat yang berbeda. Tapi bukan kah lebih nyaman kalau sudah berada di rumah sendiri?
Dari sana saya belajar, kembali mensortir semua mimpi dan target saya, ternyata semua masih bisa diwujudkan kok! Meskipun butuh usaha yang lebih keras lagi karena semua dimulai dari awal. Kami melakukan sekaligus menciptakan. Karena menciptakan menurut saya luar biasa dibanding hanya menjalankan yang sudah ada. Dari pelajaran yang sudah di dapatkan saya jadi punya bayangan mana yang harus diterapkan dan mana yang sebaiknya tidak diterapkan kemudian diganti dengan yang lebih baik. Sebab budaya juga akan baru dibuat, menciptakan atmosfer yang akan terus terasa sampai puluhan tahun kedepan dimulai saat ini. Yang menambah semangat itu adalah satu tujuan yang sama dan semangat berkarya yang tinggi dari mereka. Luar biasa berada disini, menyusun mimpi untuk diwujudkan bersama. Kata banyak orang, ini memang sulit. Tapi saya yakin akan keajaiban dari kerja keras dan semangat.
Mungkin banyak yang akan berfikir kepindahan kami adalah sebuah kerugian yang akan kami alami sendiri. Tapi saya percaya, apa yang kami lakukan dan hasilkan ini akan terus digunakan untuk penerus-penerus selanjutnya. Sesuatu yang baik tidak mungkin tidak dimulai dengan awal yang sulit. Disinilah saatnya kami beraksi!
Nikmati saja segala hal positif yang akan datang nantinya. Abaikan saja hal negatif yang akan menyerang secara massal. Sesuatu yang positif akan punya segala keajaiban yang tidak akan disadari sebelumnya.
Semangat untuk para pion pion bumi etam. Saya yakin kita
semua bisa bangun bumi etam, dengan cara kita dan dengan apa yang kita punya.
Inilah tujuan kita pulang, kita harus segera bangun bumi etam, bangun Kalimantan Timur! Tetap bergenggaman erat dan saling bahu membahu, kita pasti bisa buat bumi etam lebih baik lagi!
Semangat perubahan! Semangat berkarya! Untuk sang pencipta
dan bumi etam!
Wassalamu"alaykum warahmatullahu wabarakatuh
Komentar
Posting Komentar