I Haven't Feel How Dealing with Rejections
One of my junior in College before, start to chat me with that question.
She just graduated from our college a few months ago.
And that question makes me think till the time I go to bed now.
I decided to write it down here before I close my night.
I haven't.
Ternyata iya. Aku belum pernah ribut dengan penolakan di hidupku. Ditolak karena alasan salah memahami perasaan sih pernah bahahahaha. Bukan kok, bukan penolakan yang itu ya maksutnya. Ini adalah bagian dari mengejar mimpi, atau kejauhan kali ya, bagian dari menjalankan misi hidup aja. Entah harus bersyukur atau justru takut. Takut karena disaat orang-orang sudah mendapatkan waktunya, dan aku belum, itu artinya aku juga akan mendapatkan waktuku nanti.
Akhirnya pertanyaan dia hanya aku jawab dengan jawaban teoritis yang ideal, "tetap improve kompetensi maupun kualitas diri, sampai Allah kasi waktu kita sudah tidak ditolak lagi". Tapi bukannya memang begitu ya? Kita ditolak karena itu bukan tempat yang tepat untuk kita. Mungkin tempat itu membuat kita tidak menjadi lebih baik. Mungkin Allah masih ingin melihat usaha kita di titik itu. Mungkin diri kita memang belum lulus soal penerimaan kegagalan. Jadi belum bisa lanjut ke langkah berikutnya. Hidup memang berputar dengan cara itu bukan?
Bicara soal rejection atau penolakan, aku memang minim pengalaman dalam hal ini. Karena aku ingat sekali bahwa kemauanku hampir selalu tepat sasaran atau mungkin karena aku selalu menerima segala hal yang sampai di aku aja? Nggak nyadar kalo lagi ditolak hehe.
Dimulai dari masuk sekolah, ambil aja waktu kuliah. Karena SD sampai SMA kayaknya tidak memikirkan hidup sebegitunya. Jadi waktu mau masuk kuliah, di saat temen-temen SMA pada ikut bimbel SBMPTN sambil menunggu pengumuman SNMPTN, aku engga. Yakin banget akan lulus SNMPTN. Selain karena keluarga sedang hemat pengeluaran juga sih. Tapi beneran keterima SNMPTN di kampus yang FKIP nya cukup bonafide. Ceritanya mau jadi guru Matematika.
Akhirnya waktu ngurus UKT, dapat UKT paling tinggi di saat kondisi ekonomi keluarga sedang tidak stabil. Kemudian ada pendaftaran ITK dengan beasiswa Pemprov Kaltim. Keterima. Meskipun bukan prodi di pilihan pertama. Ninggalin SNMPTN. And I landed there. Aku se ngga papa itu loh. Sama sekali tidak merasa sedang tidak diapprove tujuan hidupnya.
Kuliah. Tidak pernah merasakan struggling dengan mata kuliah. Tidak pernah dikhianati dengan usaha. Bisa Tugas Akhir di instansi riset bonafide. Bisa lulus kompre sekali coba, di saat temen temen harus mengulang. Akhirnya bisa lulus cumlaude.
Pasca kuliah. Mencoba mencari Professor di Taiwan untuk kuliah magister. Dapat, di tiga kampus. Sambil menjalankan kemauan orang tua daftar CPNS. Keterima. Sekarang udah mau hampir sumpah PNS. Meninggalkan bayangan bisa kuliah pakai jaket winter.
Di kehidupan kerja. Di saat temen-temen bingung dengan masa depan karir, dapat nota dinas untuk pindah ke tempat yang lebih stabil. Dapat kesempatan untuk improve kemampuan lebih dibanding yang lain. Diberikan kemampuan untuk bisa vocal di circle pekerjaan.
Setelah menulis diatas, kayaknya bukan belum pernah ditolak. Tapi entah kenapa menurutku, ketika hidupku tidak berjalan sesuai inginku, yang terjadi adalah diriku sudah auto-set untuk lebih dulu menyadari "hal ini adalah yang terbaik, ayo kita berusaha disini". Sehingga kepalaku dipenuhi dengan planing pergerakan setelahnya. Akhirnya kepalaku tidak sempat berfikir bahwa kehidupan sedang tidak berpihak padaku. Aku adalah manusia yang disetting untuk lebih banyak menerima. I literally don't know how it works.
Alhamdulillah 'ala Kulli Haal, segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan
Pernah di suatu sesi halaqah saat kuliah, aku sampai menangis menceritakan ini di depan murabbiku. Karena rasanya Allah terlalu baik dengan ciptaanNya yang satu ini. Kualitas ibadah rata-rata, tapi nikmat yang diberikan berlimpah.
Aku lupa kapan mulanya aku merubah caraku meminta. Tapi aku memang tidak pernah meminta macam-macam ketika berdoa. Hanya meminta supaya diberikan segala hal yang memang terbaik untukku, dan aku diberikan kemampuan untuk tidak lupa mengembangan diri serta selalu merasa cukup. Doanya memang terlalu luas cakupannya. Tapi bisa merubah mindset, supaya selalu memahami bahwa yang datang adalah sudah yang terbaik.
For my friends on their own struggling, tetap semangat ya. Selalu minta sama Tuhan supaya disejalankan dengan rencanaNya. Kalau butuh healing time, aku siap jadi tempatnya{{}}
***
Waktu menulis ini, aku sambil mendengarkan salah satu original soundtrack dari drama Itaewon Class yang baru aku tamatkan. Sweet Night by V BTS
Aku tuliskan liriknya dibawah ini karena warm banget untuk didengarkan. Apakah karena suaranya V juga. Couldn't decided.
On my pillow can't get me tired
Sharing my fragile truth
That I still hope the door is open
Sharing my fragile truth
That I still hope the door is open
'Cause the window opened one time with you and me
Now my forever's falling down
Wondering if you'd want me now
Now my forever's falling down
Wondering if you'd want me now
How could I know
One day I'd wake up feeling more
But I had already reached the shore
Guess we were ships in the night
Night, night
One day I'd wake up feeling more
But I had already reached the shore
Guess we were ships in the night
Night, night
We were ships in the night, night, night
I'm wondering
Are you my best friend
Feel's like a river's rushing through my mind
I wanna ask you
If this is all just in my head
My heart is pounding tonight
I wonder
If you are too good to be true
And would it be alright if I pulled you closer
How could I know
One day I'd wake up feeling more
But I had already reached the shore
Guess we were ships in the night
Night, night
And would it be alright if I pulled you closer
How could I know
One day I'd wake up feeling more
But I had already reached the shore
Guess we were ships in the night
Night, night
Have a sweet night you who so far of me out there! xoxo
Komentar
Posting Komentar