Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

Jiwa yang (kuharap) Tidak Ikut Pamitan

(Tidak disertai dokumentasi dikarenakan foto-foto yang belum sempat dibagikan dan aku yang takut lupa ingin menuliskan apa he he) Wisuda 1 Wisuda 2 Wisuda 3 Tiga bentuk pamitan yang aku alami bersama kampusku yang Oktober ini baru genap tiga tahun berdiri. Dan di hari ini tepat aku turut serta dalam menjabat tangan, mengucapkan selamat, dan menyertakan doa kepada kakak-kakak yang sebagian besar adalah mereka yang tepat satu tingkat di atasku. ( Maafkan diriku yang mungkin tadi belum sempat menemui secara langsung, tapi melihat kalian begitu bahagia, aku juga turut bahagia) Selamat kakak-kakak, telah menunaikan satu kewajiban anak kepada orang tuanya. Dari segala perasaan yang muncul ketika aku hadir dan menyaksikan mereka turun setelah acara ceremonial, bercengkerama dengan adik-adik tingkat, sampai bersama-sama menyanyikan mars yang membuatku merinding setiap kali mendengarnya, aku tidak lupa satu hal. Kami akan ditinggalkan. Dan semakin terasa ketika akhirnya an...

Kedinamisan Seorang Wanita

wom·an / ˈwo͝omən/ (n) an adult human female Semenjak aku mulai berada dalam usia 20 tahun, aku mulai menyebut diriku seorang wanita sebagai bentuk apresiasi atas umur dan mencoba menuntut diri agar lebih dewasa. Wanita, dalam konteks tidak menyebutku perempuan apalagi cewek . Tidak dengan perempuan karena terlalu general saja, bisa digunakan untuk menyebut seorang anak atau orang tua yang bergender sama denganku. Sama sekali tidak dengan cewek karena menurutku terlalu identik dengan remaja yang lari kesana kemari, bertindak sesuka hati, dan cenderung lupa dengan impiannya. Ya, itu aku sebelum 20 tahun. Manusia itu dinamis! Kalimat itu pernah diungkapkan oleh salah satu seniorku di kampus saat melakukan screening untuk mengetahui komitmen peserta. Memang benar, hati manusia mudah sekali dibalik 180 sampai 360 derajat. Menurutku, itu bukan labil melainkan kurang lama dalam mempertimbangkan saja. Dan hal yang paling aku tekankan dalam diriku saat ini adalah pertimbangkan dan...

Dwipa, He is Okay with All.

I have only one brother ( for a while, because my mother is on pregnant and I don't know who is coming in my family soon ). He is 17th this year, a zone when I think he can handle himself. He is my chitchat person, not for everytime, at least every we meet in home. It will be a long day(night) to share how do we feel since we can't meet (about school, friends, our fav things, gossiping our neighbors that we left it, etc etc). He isn't good in his study because It's rare to see him busy in his books in home, specially for math and arithmetic lesson. And me, I pretty love that. He likes gaming, watching, sleeping, and all about not enforce his brain to think. And me, I'm a harder thinker. But, he never tell me about his sighs. Cause he never complain with all he has. He is enjoy with his own life, and just do that. He likes cleaning his room ( like my father, they don't like dirty things ), cooking, chating with my mother, and he is thrifty with his mone...