Minggu 1/480
A part of Graha Taman Praja as known as Ga-Dis (Gabungan Dinas) Building, Bontang Lestari |
Diberi judul "Minggu 1/480". Karena ini adalah tulisan seputar minggu pertama dilantik oleh Bunda Neni sebagai ASN Kota Bontang dan disambut Pak Suharto sebagai bagian baru di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 480 adalah jumlah minggu minimal yang akan aku lewati di posisi ini. Minggu ini Pewe udah pake baju coklat dan bolak balik Bonles tiap Senin!
Rabu, 10 April 2019. 187 orang (kalo nggak salah) dilantik oleh Bunda Neni secara langsung sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil di Kota Bontang. Aku resmi bergolongan Penata Muda (III/a) meskipun masih 80%. Hari itu SK dibagikan sekaligus pelatihan pra tugas. Aku tidak begitu excited, tapi bukan berarti biasa aja. Lebih banyak bingung, ngeliatin mana sih orang orang yang suka ribut di grup, lebih banyak mengamati teman teman sejawat yang 80% udah bisa ngisi form tunjangan keluarga lengkap. Kita kita yang single sampe diketawain sama Pak Nursalam (Ketua DPRD Kota Bontang), katanya disuruh cepet nikah biar gajinya lebih banyak soalnya ketambahan tunjangan keluarga. Di haha in aja okk.
Kamis, 11 April 2019. SK udah terhitung mulai tanggal 1 Maret, jadi nggak pake libur liburan langsung harus dateng ke unit kerja masing-masing. Unit kerjaku di Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB) di Pisangan, persis banget di sebelah Perpus. Ini juga pertama kalinya aku ketemu dan kenalan sama temen-temen CPNS yang lain, absolutely selain Defi. Datang ke SKB, kita semua disambut cukup baik sama staff yang disana. Bontang itu sempit. Pimpinan SKB namanya Pak Andi guru geografiku SMP, istrinya ternyata temen mama ngajar. Selain itu, ada bu Neti yang paling perhatian sama 7 anak bawang ini, bu Ratna yang suka nunjuk nunjuk, mbak Juni yang nggak pernah nggak senyum, mbak Jemi yang ternyata seangkatan SMP sama aku dulu sekolahnya nggak punya gedung jadi belajarnya di sekolahku, pak Edy yang nyuruh aku belajar masak, pak Susilo yang paling suka cerita, pak Sulaiman dari Maluku yang ke Bontang karena perang saudara tahun 1998, bu Indra yang punya anak kembar ganteng, dan sisanya yang aku masi bingung mau deskripsikan gimana. Semuanya baik, bersedia membantu, tapi overall aku masih mengamati tempat ini.
Fotonya nggak bagus, aku dendam dengan mas Heri yang waktu ngambil gambar bilang "wih bagus banget nih" |
Aku kenalin singkat enam orang di foto atas ini. Akan disertakan penjelasan singkat berupa jawaban dari pertanyaan yang paling sering ditanyakan orang kantor dan orang dinas tiap pertama kali ketemu kita, dan penjelasan tambahan dari perspektifku hehe..
Dari kanan ke kiri ya..
Mas Hairul, bisa dibilang pemimpinnya kita sih. Tujuh tahun diatasku. Tapi kenal mas ini nggak berasa setua itu soalnya masih bisa diajak ketawa ketawa receh wkwk. Alumni Fisika Unmul. Setelah ngobrol-ngobrol, ternyata mas ini kenal beberapa orang yang aku kenal di kampus. Dia bilang aku mukaku dan tingkahku mirip banget sama temennya. Orang Samarinda yang udah tiga tahun di Bontang.
Mbak Alifah, rumahnya di depan gangku dong. Dua tahun diatasku, satu almamater SMA. Alumni Kimia UM. Bisa diajak berbagi penilaian selama kerja ini dan satu frekuensi dalam mengeluh haha.
Mbak Farida, mama muda yang harus sering ninggalin anaknya yang baru umur tiga bulan. Paling lembut, soalnya dulu guru anak kelas satu. Tiga tahun diatasku. Alumni Biologi Unmul. Dia juga kenal beberapa orang yang aku kenal.
Mbak Evi, orang baru yang bisa diajak ngereceh bareng. Mbak Evi bener bener ngingetin aku sama Teh Zen, temen deket waktu di Edulab. Setahun diatasku. Alumni Kimia Unmul. Orang Bengalon, yang memang ternyata disana susah sinyal. Bersyukur masih nemu temen ribut di tempat kerja.
Defi, yaaaaaa dia uda sering muncul di tulisanku. Kayaknya kita jodoh banget. KP bareng, TA bareng, sekarang bareng lagi.
Mas Yus, mas mas beranak satu. Delapan tahun diatasku. Orangnya nyantai dan sangat kooperatif kepada rekan kerjanya yang bocah bocah ini. Nggak keliatan tua dan nggak nampak bapak bapak banget. Alumni Biologi Unmul. Dia tau penjual ikan depan rumahku. Pebisnis ikan hias dan jago ngedekor akuarium. Akhirnya ada aspek yang mendukungku untuk mengembangkan ikan cupang.
Sekarang aku jelasin sedikit soal SKB.
Sanggar Kegiatan Belajar sederhananya bisa diartikan sebagai sekolahnya pendidikan non formal. Disini adalah sekolah untuk anak-anak yang belum menyelesaikan pendidikan formal, entah itu SD sampai SMA. Biasanya disebut sebagai program paket. Paket A setara SD, paket B setara SMP, dan paket C setara SMA. Jam belajarnya hanya dua sampai tingga kali seminggu. Level materinya berbeda dengan sekolah formal, begitu pula dengan standar kelulusannya. Hal berbeda lainnya adalah jangkauan muridnya. Aku bisa menemukan dari yang memang umur sesuai dengan jenjangnya sampai yang mungkin seumuran dengan orang tuaku. Menurut cerita dari para tutor (sebutan pengajar non PNS) dan staf SKB, ada beragam alasan kenapa memilih sekolah non formal. Mulai dari putus sekolah karena kasus, kekurangan biaya, korban bullying, sampai nikah muda. Selain itu ada juga kelas keterampilan, diantaranya menjahit, multimedia, kecantikan, memasak, aku lupa apa lagi. Ada lagi program sosial masyarakat. Salah satunya kemarin yang pertama kali kuikuti adalah kegiatan mendongeng dan taman bacaan masyarakat untuk anak-anak Rusunawa Api-Api yang tiga masalah utama, yaitu ngelem, narkoba, dan putus sekolah.
Oke lanjut.
Jumat, 12 April 2019. Hari kedua kerja. Aku udah ngerasain absen pake hand key yang maksimal check lock masuk jam 08.45 dan minimal check lock pulang jam 16.00. Hari kedua kerja ini kita udah dikasi ruangan, kita milih meja masing-masing, terus bersih bersihin ruang yang dulunya cuma dipake buat nyimpen kumpulan buku. Jumat bisa pulang cepet jam setengah 12. Jumat aku bisa tidur siang.
Senin, 15 April 2019. 73 CPNS formasi pendidik ikut orientasi di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Aku harus ke Bonles sampai Kamis, 25 April 2019. Di orientasi itu aku ketemu petinggi dinas, dijelasin seputar kepegawaian, dan dapetin motivasi soal ngajar dan abdi negara. Dari semua materi yang aku dapetin, aku paling suka bagian motivasi yang disampaikan sama pak Hakim dan pak Perma, guru berprestasi bontang yang lumayan ngena. I'll tell you on another post.
Yampun, sekarang jam 22:04, aku sekarang udah was was kalo jam segini belum di kasur. Apalagi besok harus ke Bonles jam setengah tujuh buat apel gabungan. Aku sengaja tadi siang nggak tidur, dan sekarang aku beneran udah ngantuk. Btw tulisan ini nggak sesuai banget sama yang aku rencanain di kepalaku waktu di perjalanan Bonles - kota. Kelamaan nggak ditulis, selalu tepar kalo udah malem soalnya masi nyambi ngajar privat. Tapi nggak papa, yang penting ada yang ditulis buat diinget kalo udah minggu kesekian hehe.
Semangatin aku dong...
See you!
Komentar
Posting Komentar