Muring Muring

Pernah nggak sih kamu merasa sudah bener bener cocok dan deket sama seseorang tapi kamu sampai pada saat dimana kamu menemukan hal menjengkelkan dari dia? Aku pernah dan itu nggak hanya sekali, sampai akhirnya aku tau bahwa manusia nggak berhak atas ekspektasinya terhadap manusia lain. Mereka hanyalah seseorang yang pada akhirnya punya prioritas, dan itu diri mereka sendiri. Siapa kamu berhak untuk minta diprioritaskan, minimal hanya untuk menjaga perasaanmu? Waduh.

Aku adalah orang yang hanya bisa hidup di lingkaran kecil. Aku pun tidak mengatakan seutuhnya bisa hidup. Semakin kesini aku merasa aku hanya hidup di dalam diriku sendiri. Menurutku hal itu karena aku mulai berpikir kayaknya lebih enak untuk berekspektasi terhadap diri kita sendiri. Aku semangat ya karena aku emang semangat, aku lagi putus asa ya karena aku memang lagi putus asa aja. Tapi hal ini bikin aku sadar kalau setiap orang punya karakter dari kehidupannya masing-masing. Mana bisa kamu memimpikan apalagi memaksakan untuk memiliki hidup yang sama dengan orang lain. Tuhan saja menciptakan manusia nggak ada yang mirip!

Aku pernah suatu hari marah banget sama seorang teman, karena aku merasa aku sudah baik dan paling mengerti dia tapi ternyata haha dia nggak memperlakukan aku seperti aku memperlakukannya. Berasa ditampar sih, setelah itu aku akhirnya berfikir kalo di hidup ini kita nggak bisa mengandalkan siapa siapa. Ternyata temen itu bukan kayak mama papa di rumah yang nggak akan pernah ninggalin aku meskipun aku menjengkelkannya luar biasa. Ya kita nggak bisa memaksa orang lain untuk menerima semua apa yang ada di diri kita, emang kitanya aja yang harus menyesuaikan diri supaya nggak jadi orang yang annoying buat diajakin temenan.

Kadang aku merasa terlalu ngeseriusin suatu pertemanan itu bahaya. Bikin kita cenderung nggak jadi diri sendiri atau bahkan hidup dalam bayang-bayang orang lain. Memang dasarnya temen itu hanyalah sebuah singgahan yang bisa menghibur kita sesuai porsi bahagia kita. Tapi sifatnya nggak akan tahan lama, sementara aja sebagai pelengkap. Suatu saat kita emang harus lari sendirian. Jadi pastikan kita siap buat lari sendirian, sebelum kita harus sakit merasakan ditolak untuk ditemanin lari. Padahal emang harus sendirian.

Mungkin mindset ini sering jadi alasan yang bikin aku secara nggak sadar susah buat cerita apa apa sama orang lain. Tapi lebih banyak mendengarkan juga asik kok, bisa ngambil banyak pelajaran meskipun nggak ngalamin langsung. Katanya kalo ada masalah mesti diungkapin. Nggak juga ah, nyimpen sendiri juga enak kok. Ntar juga lama lama selesai~

***

Kok malah kayak marah marah sih? Maafkan kemuringan malam ini setelah dihantam persentasi dan deadline paper. Ini adalah sebuah pemikiran ku yang paling sering berseliweran di pikiran dan nggak sepenuhnya bener. Ya nggak sepenuhnya salah juga. Habisnya disekitaranku nggak sedikit mereka yang harus kelahi padahal kemarin baru aja ketawa bareng ngomongin orang haha yaa ditusuk mah emang sakit. Makanya hati-hati guys..

Komentar

Popular Posts

Asisten Praktikum : Bertransformasi

Aplikasi Penerapan Hukum Joule dalam Kalorimeter (Tugas Akhir Praktikum Fisika Dasar II)

EXERGY: WORK POTENTIAL OF ENERGY (TERMODINAMIKA)